Kamis, 03 Desember 2009

Pembangunan Pabrik Baru SMGR di Papua Terkendala Permintaan Semen


Jakarta - PT Semen Gresik Tbk (SMGR) mengakui pembangunan pabrik di Papua cukup sulit dilakukan karena masih ada beberapa kendala. Salah satunya adalah permintaan yang masih rendah di sekitar wilayah Indonesia bagian timur.

Menurut Direktur Utama Semen Gresik Dwi Soetjipto, demand yang rendah itu membuat biaya distribusi melonjak, selain itu infrastruktur Papua juga dinilai kurang sepadan.

"Disana itu harga mahal karena permintaan lambat, infrastrukturnya juga tidak tumbuh secara cepat. Untuk menekan biaya, pertama-tama kita bangun jalur distribusi dulu," katanya di sela Investor Summit di Hotel Ritz Carlton SCBD, Jakarta, Kamis (3/12/2009).

Ia mengatakan, permintaan semen dalam negeri hingga bulan Oktober 2009 masih minus 2 persen dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama. Permintaan Indonesia Timur mencapai 680.000 ton.

Dengan pangsa pasar perusahaan plat merah itu di tempat tersebut sebanyak 78 persen, maka Semen Gresik menyuplai sekitar 500.000 ton.

"Angka itu masih kecil dibandingkan bagian Indonesia lainnya," jelasnya.

Menurut Dwi, yang akan dilakukan perseroan terlebih dahulu membangun jalur distribusi di tempat tersebut sambil melihat perkembangan industri semen di tempat tersebut.

Jika memang layak, emiten berkode SMGR itu akan mulai mengkaji pembangunan pabrik di Papua tersebut. "Kalau mau bangun pabrik disana harus kita hitung dulu. Kalau demand layak, katakanlah 1 juta, baru kita bergeser ke hulu," ujarnya.

Kembali ke permintaan semen dalam negeri, ia memprediksikan hingga akhir tahun akan semakin membaik. Diperkirakan akan bisa menembus 1 persen.

"Kalau tahun depan, dengan adanya proyek infrastruktur pemerintah. Demand semen dalam negeri bisa mencapai 5-6 persen," tandasnya.

Tidak ada komentar: